Like This Yo...

Senin, 23 Agustus 2010

Subhanallah



Perhatikanlah tiga titik pada gambar yang ada di asma allah di atas. Anda hanya membutuhkan 10 menit untuk memperhatikan tiga titik tersebut, setelah itu lihatlah ketembok. Sebelum melihat ke tembok berkediplah dua atau tiga kali. Yang akan anda saksikan di tembok adalah bayangan asma allah yang tak hilang.

SEKILAS tentang SEJARAH BAHASA INDONESIA

Bahasa Melayu Kuna itu tidak hanya dipakai pada zaman Sriwijaya karena di Jawa Tengah (Gandasuli) juga ditemukan prasasti berangka tahun 832 M dan di Bogor ditemukan prasasti berangka tahun 942 M yang juga menggunakan bahasa Melayu Kuna. Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama Budha. Bahasa Melayu juga dipakai sebagai bahasa perhubungan antarsuku di Nusantara dan sebagai bahasa perdagangan, baik sebagai bahasa antarsuku di Nusantara maupun sebagai bahasa yang digunakan terhadap para pedagang yang datang dari luar Nusantara.Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara. pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam Kerapatan Pemuda dan berikrar (1) bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia, (2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan (3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar para pemuda ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda.

Bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antarpulau, antarsuku, antarpedagang, antarbangsa, dan antarkerajaan karena bahasa Melayu tidak mengenal tingkat tutur. Bahasa Melayu dipakai di mana-mana di wilayah Nusantara serta makin berkembang dan bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu yang dipakai di daerah di wilayah Nusantara dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa Melayu menyerap kosakata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa Sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa.
Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).

Kebangkitan nasional telah mendorong perkembangan bahasa Indonesia dengan pesat. Peranan kegiatan politik, perdagangan, persuratkabaran, dan majalah sangat besar dalam memodernkan bahasa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah.

Mendedah Sejarah Raden Saleh


Apakah Raden Saleh seorang pelukis yang berjiwa patriot? Ataukah ia seorang seniman didikan Belanda yang hanya mencintai diri-sendiri? Persoalan-persoalan seperti ini muncul dalam sebuah acara ceramah sehari mengenai pelukis Raden Saleh.
Diskusi Sehari, yang berlangsung di Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta (18/5), merupakan bagian dari rangkaian acara “Mengenang Pelukis Raden Saleh (1807--1880)”. Berlangsung hingga 25 Mei, acara menyertakan pameran lukisan 11 pelukis asal Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta.

Kepala Museum Seni Rupa dan Keramik Sri Warso Wahono dalam pengantarnya menyebutkan, motivasi penyelenggaraan acara adalah untuk “penyadaran publik”, untuk “mengenang patriotisme dan heroisme Raden Saleh”. Namun, yang disebut belakangan inilah yang berkembang jadi fokus perdebatan diskusi.

Edy Sutriono selaku keynote speaker mengingatkan bahwa ada orang yang masih mempertanyakan nasionalisme Raden Saleh. Kolumnis yang lulusan Studi Seni Rupa ITB ini menunjuk lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro (1857) yang merupakan revisi dari lukisan karya pelukis Belanda.

“Bahkan anggapan bahwa Diponegoro seorang pahlawan nasional itu hanyalah mitos belaka,” ujar Edy, menambahkan bahwa Diponegoro dinilai berperang tidak demi membela tanah air, tapi demi kehormatan keluarga.

Tampaknya, uraian pemakalah utama Suwarno Wisetrotomo akan memperjelas sosok Saleh dalam sejarah. Sesuai keinginan Edy yang mengharapan adanya pemisahan antara mitos dan fakta sejarah, dosen FSR ISI Yogakarta ini memastikan tahun kelahiran Saleh yang selama ini berbeda-berbeda, yaitu 1807.

Suwarno membagi periodeisasi kehidupan Raden Saleh Syarif Bustaman menjadi empat, masing-masing dikaitkan dengan tema karya-karyanya. Pertama, periode dengan tema “Potret”, yang ditandai dengan kerapnya pelukis beraliran realisme ini menggambarkan tokoh-tokoh atau para pembesar, dan acap kali pada saat yang sama menulis surat permohonan bantuan keuangan kepada tokoh yang ia lukis.

Kedua, periode “Panorama”, yaitu kerinduan Saleh akan kampung halamannya ketika ia berada di Negeri Belanda. Saleh melukiskan Pemandangan Desa (tanpa tahun); Pemandangan di Gunung Merapi dan Merbabu (1870) sebagai penyaluran kerinduannya akan Tanah Jawa.

Tapi, Saleh yang direkomendasikan untuk belajar melukis di Negeri Belanda oleh pelukis Belgia AAJ Payen ini juga mencipta Schipbreuk atau Kapal Kandas (1840) dan Letusan Gunung Merapi Malam Hari (1865). Karya-karya ini menurut Suwarno menghadirkan ketegangan dan “drama alam semesta”, suatu antitesis terhadap anggapan bahwa lukisan Saleh melulu menyajikan keindahan yang harmonis menurut pengertian Mooi Indie.

Pergolakan batin Saleh semakin tampak dalam periode ketiga, “Binatang”, yang menurut Suwarno menunjukkan kematangan teknik dan ide. Di sini, Saleh mengekspresikan adegan yang menegangkan dan situasi kritis. Karya-karya yang menunjukkan hal itu adalah Antara Hidup dan Mati (1948) yang melukiskan pertarungan dua ekor singa melawan seekor banteng. Karya lainnya adalah Hutan Membara (tanpa tahun). Karya ini menggambarkan sekawanan binatang yang “bersatu” dalam suasana senasib, menyelamatkan diri dari jilatan api.

Suwarno menduga, periode ini mencerminkan eksistensi Saleh di tengah kekuatan bangsa lain, atau tentang bangsanya (bangsa Jawa) yang tengah berada dalam cengkeraman kolonialisme. Dosen pascasarjana yang disertasinya mengenai Raden Saleh ini juga menafsirkan, karya-karya itu menggambarkan pertarungan diri Saleh antara kalah dan menang, antara baik dan buruk.

Dalam periode keempat, “Kesadaran Posisi”, Saleh dinilai berhasil memadukan antara modal sosial, modal kultural, dan modal ekonomi secara ideal. Meski dinilai mampu mengalahkan pertarungan melawan diri-sendiri, kehidupan Saleh berakhir dengan kesepian. Ia pindah dari istananya yang mewah di Cikini, Jakarta ke desa Bondongan di kawasan Bogor. Di sinilah Saleh dan isterinya, Raden Ayu Danudirejo, dimakamkan.
Periode inilah yang menjadi argumen Suwarno untuk menunjukkan sikap patriotik Saleh. Pada 1857, contohnya, Saleh melukis Penangkapan Pangeran Diponegoro yang merupakan reiinterpretasi dari lukisan dengan tema yang sama karya pelukis Belanda Nicolas Pieneman. Sepintas, kedua versi lukisan itu sama saja. Tapi, ada beberapa perbedaan prinsip yang menunjukkan secara jelas pendirian Raden Saleh.

Lukisan Pieneman berjudul The Submission of Diponegoro (tanpa tahun), yang menunjukkan bahwa tokoh tersebut menyerahkan diri. Saleh melukis kembali kisah yang dalam sejarah disebut Perang Jawa (1825--1830) itu dalam ukuran yang lebih besar, 150 X 200 cm, dan memberinya judul, The Arrest of Prince Diponegoro.

Suwarno memperlihatkan perbedaan-perbedaan di antara kedua versi. Antara lain, setting gedung dalam karya Saleh tidak berada di sebelah kanan, tapi di sebelah kiri dengan meniadakan gambar bendera Belanda yang terdapat pada versi Pieneman. Adegan dan gerak tubuh Diponegoro juga menggambarkan kondisi melawan. Yang menarik, dan ini tak asing dalam lukisan-lukisan Saleh lainnya, terdapat potret diri sang pelukis dalam lukisan ini. Beberapa pengikut Diponegoro juga digambarkan berwajah Raden Saleh.

Menurut Suwarno, dalam karya Saleh terdapat pembelaan, keberpihakan, romantisme yang terkait dengan kesadaran eksistensi. Lebih dari itu, lanjut Suwarno, “adalah munculnya kesadaran politik sebagai orang Jawa.”

Harap maklum, Jawa adalah suatu entitas bangsa pada masa berdirinya negara kolonial Hindia Belanda, ketika nama “Indonesia” sama sekali belum dikenal. Karenanya, cukup beralasan jika sebagian kalangan berpendapat Saleh seorang patriot yang melakukan perlawanan --dengan caranya sendiri-- terhadap penjajah Belanda.

Tapi, bagi pemakalah Mamannoor, pihak Belandalah yang menemukan bakat dan menentukan masa depan Saleh sebagai pelukis terkenal. Anggota tim kurator di Galeri Nasional Indonesia ini justru mengajukan pertanyaan retorik, bagaimana peran pemerintah Indonesia terhadap Raden Saleh? Jika menyangkut masa lalu, kata Mamannoor, “Anak kecil pun bisa menjawabnya, pemerintah Indonesia waktu itu belum ada.”

Apabila berkenaan dengan masa kini, lanjut pengajar di FSRD ITB, “Kitalah yang tahu, pemerintah tak bakal mau tahu. Untuk masa depan? Mungkin sama saja. Pemerintah Indonesia belum menjadi patron bagi dunia kesenian. Bukankah Raden Saleh Syarief Bustaman hanya sekadar nama?”

Seorang peserta diskusi yang hanya dihadiri sekitar 20-an orang itu berpendapat, Raden Saleh tidak membangun komunitas dan solidaritas dengan sesamanya, karena itu ia tak pantas disebut tokoh sejarah. “Apakah Raden Saleh seorang yang solider ataukah solitaire?” ujar peserta yang berprofesi sebagai pelukis.

Adalah Amir Sidharta, tampil sebagai pembanding dalam acara diskusi, yang membenarkan pendapat Suwarno bahwa sejarah adalah masalah versi --mungkin karena itulah ada pelesetan “his-story (cerita dia) atau our story (cerita kita)?”. Maka, terhadap pertanyaan mengenai solidaritas Saleh, Amir juga mempertanyakan, “Apakah Van Gogh itu seorang yang solider ataukah solitaire?”

Menurut kurator dari Universitas Pelita Harapan ini, pada masa lalu para siswa terjebak dalam hafalan tentang peristiwa dan tokoh. Merujuk kepada pendidikan sejarah di Amerika Serikat tempat ia pernah menimba ilmu, Amir menyebutkan bahwa kini pelajaran sejarah di AS cukup menjawab pertanyaan mengapa dan bagaimana seharusnya agar suatu peristiwa buruk tak terjadi lagi pada masa yang akan datang.
Direktur Galeri Larasati ini juga menyayangkan adanya ajaran untuk tidak menanyakan apa yang sudah ada dalam buku teks. “Padahal, yang ada dalam buku teks sangat minim,” ujarnya.

Amir mengatakan, sejarah seni rupa kita masih sangat bayi, dan analisis visualnya masih sangat lemah. Ini masih diperlemah dengan keterbatasan sumber. Cari informasi di Perpustakaan Nasional saja, contohnya, lebih lama ketimbang mencari di internet.
Yang jelas, dalam acara Mengenang Pelukis Raden Salah ini, tak satu pun karya asli pelukis besar itu terpampang. Yang ada hanyalah karya reproduksi dan reproduksi atas foto karya. Karya asli ada yang tersimpan di Istana Negara, Jakarta. Ada pula yang menjadi koleksi pribadi seseorang yang kabarnya tinggal di Jakarta.

Mengenai ketokohan Saleh dalam sejarah seperti dipertanyakan seorang peserta, Suwarno mengingatkan bahwa sejarah bukan melulu kisah tentang orang-orang terkenal. Sejarawan Sartono Kartodirdjo, sebut Suwarno, telah memulai menulis sejarah tentang orang-orang “biasa” dengan bukunya Pemberontakan Petani Banten. Jika seorang petani adalah tokoh sejarah, apalagi seorang Raden Saleh yang, menurut Mamannoor, secara personal telah menularkan banyak pengetahuan lingkungan dan “ilmu perkara binatang” (zoologi) kepada beberapa orang, termasuk bupati Bandung RAA Martanegara.

Akhir hidup Saleh, menurut Suwarno, menunjukkan pelukis ini telah mengakhiri periode “Kesadaran Posisi” dengan kerinduan akan nilai-nilai religiositas dan keinginan kembali ke sangkan-paran (asal-usul). Pada akhir hayatnya, Saleh berupaya menemukan kembali nilai-nilai agama yang telah melandasi sikap patriotiknya, yang ditunjukkan dengan pergaulannya dengan tokoh-tokoh agama setempat. Suwarno mengutipkan berita dari koran Java Bode, 28 April 1880, yang ia peroleh dari Nyonya Harsyah W Bachtiar:
Kita poenja corespondent dari Bogor toelis kabar jang berikoet: pada hari Minggoe tanggal 25 April djam 6 pagi maitnya Raden Saleh diiringi oleh banjak toean-toean ambtenaar, kandjeng toean Assistant, toean Boetmy dan lain-lain toean tanah, hadji-hadji, satoe koempoelan baris bangsa Islam, baik jang ada pangkat jang tiada berpangkat dan orang Djawa, sampe anak-anak Djawa dari Landbouwschool semoea anter itoe mait ke koeboer.

Penghoeloe-penghoeloe, kiai-kiai dan orang-orang alim soedah djoega ikoet anter. Itoe orang-orang Selam dan Djawa dan apa lagi itoe jang alim-alim soedah njanji sepandjang djalan dengan soeara jang sedih: “... Awlloh hoema salim Awlloh sajidina Moehammad Rasoeloellah” ....

Minggu, 22 Agustus 2010

KOPASSUS


Dibawah ini saya mencoba untuk sedikit menyampaikan beberapa hal mengenai tentara kebanggaan TNI AD / ABRI yang bernama kopassus. Saya berusaha menjauhi informasi formal yang sudah sering kita baca di koran-koran, apa yang ada ini lebih berupa “inside Kopassus”

Motto : BERANI — BENAR — BERHASIL

Kilasan Sejarah Kopassus dibentuk oleh Kolonel E Kawilarang yang waktu menjabat Sebagai Panglima TT III / Tentara Teritorium siliwangi. Ia memanggil seorang bekas tentara KNIL yang memilih menjadi WNI, ketika terjadi perang DI/TII,namanya Mayor Ijon Jambi (orang Belanda, Nama aslinya RB Visser).

Kopassus diresmikan oleh AH Nasution pada waktu itu dan hanya 6 bulan berada dibawah TT III Siliwangi sebelum akhirnya dimabil alih oleh AD. Baretnyapun berwarna merah, karena memang mengambil alih konsep pasukan Belanda “roode baret”. Mengenai warna baret ini perlu kita ketahui bersama bahwa seluruh pasukan khusus di dunia menggunakan warna hijau, sedangkan pasukan “airborne/ lintas udara” nya berwarna merah. Tapi di Indonesia terbalik, justru pasukan
khususnya yang menggunakan baret warna merah.

Struktur Organisasi saat ini Kopassus terdiri atas 5 Grup (istilah grup hanya dipakai oleh Special Forces dibeberapa negara didunia, sedangkan tentara pada umumnya menggunakan istilah Batalyon, Detasemen, Brigade dan Divisi). Setiap Grup dipimpin oleh seorang Pamen berpangkat Kolonel. Dari prajurit sampai dengan Kolonel adalah tentara yang profesional dan terlatih terus, baik secara fisik maupun mental. Jadi jangan dibayangkan bahwa semakin tinggi
pangkat atau tua usia seorang prajurit Kopassus itu akan jadi lamban seperti tentara pada umumnya. Sangat sulit menemukan anggota ABRI yang pensiun di Kopassus, karena begitu fisiknya tidak memadai, Ia akan langsung mutasi ke Satuan lainnya.

Grup ini baru dimekarkan oleh Letjen Prabowo beberapa bulan lalu, sehubungan dengan AGHT (Ancaman, Gangguan, Hamabatan dan Tantangan) yang ada di depan kita di masa mendatang. Diperkirakan tidak akan ada perang dalam skala besar tapi justru skala kecil intensitas tinggi (terorisme, penculikan dll). Sebagai mana
layaknya Pasukan Khusus didunia, maka Kopassus dibentuk untuk menghadapi perang dalam skala kecil tapi berintensitas tinggi, seperti terorisme.

Grup 3 berlokasi di Batujajar, Jabar (dekat Cimahi) dan merupakan
Pusdikpasus (pusat Pendidikan Kopassus). Tempat latihannya berada disekitar Bandung sampai dengan Cilacap. Group 1 – 3 bekualifikasi PARA KOMANDO (semua anggotanya harus Mengikuti latihan terjun payung dasar/tempur )

Grup 4 disebut Sandhy Yudha dan berlokasi di Cijantung Jakarta, merupakan orang pilihan dari 3 grup pertama yang dilatih kembali menjadi berkualifikasi Intelejen Tempur, dengan tugas menghancurkan lawan digaris belakang pertahanan lawan (penyusupan).

Mereka adalah tentara profesional yang dalam pergerakannya dalam bentuk Unit (istilah dalam Special Forces, dalam tentara biasa disebut Regu, Peleton atau Kompi) berjumlah sekitar 5 orang. Dalam masa damai seperti saat ini, mereka mendapat tugas Intelejen Teritorial, misalnya mengetahui karakteristik demografi suatu daerah, pendukung dana yang bisa dimanfaatkan, tokoh-tokoh masyarakat, preman-preman dll.

(Sebagai informasi saja, bahwa sejak bulan Juni 1997, Kopassus mengirimkan team kecilnya keseluruh kota-kota besar di Indonesia dengan tugas RAHASIA, karena ABRI yang lainpun tidak mengetahui dengan pasti apa tugas mereka. Di beberapa lokasi / Kodam, tentara lokalnya bahkan tersinggung karena seolah-olah dianggap tidak mampu me manage daerahnya. Mereka ditarik kembali ke Jakarta pada bulan Januari 1998).

Kehebatan lain Grup ini adalah pola perilaku dan penampilannya yang sama sekali tidak mirip tentara . Misalnya cara bicara tidak patah-patah, rambut panjang, tidak pernah menghormat atasan atau yang pangkatnya lebih tinggi bila bertemu di luar Ksatrian mereka. Jadi sangat jauh dengan gaya Serse Polisi atau Intel Kodim dll. yang kadangkala justru menunjukkan kalau dirinya Intel. Mereka tidak ngantor setiap hari dan sangat jarang pakai seragam, hanya pada saat tertentu saja mereka kembali ke kantor (misalnya 2 minggu sekali untuk laporan atau mendapat tugas baru). Jadi pada prinsipnya
mereka sangat aktif berkecimpung dalam kehidupan masyarakat biasa misalnya di RT/RW, Perkumpulan Terjun Payung, Jeep Club dll. (terutama bagi mereka yang tidak tinggal di Ksatrian). Group ini
sangat profesional dalam penyamarannya dan juga sudah mendapatkan pendidikan
Perang Kota dari Green Beret US Army. Di Timor Timur, Aceh dan Irian (3 hot spot di Indonesia yang sering digunakan sebagai ajang latihan juga) mereka menyusup sampai ke kampung -kampung dan membentuk basis perlawanan terhadap GPK dari masyarakat lokal sendiri. Oleh karenanya kemampuan menggalang massa nya sangat terlatih.

Grup 5 (atau yang dikenal sebagai Detasemen 81, karena keberhasilannya dalam peristiwa pembajakan pesawat di Don Muang, Muangthai tahun 1981) adalah orang pilihan dari Group 4 dan merupakan yang terbaik yang dimiliki Kopassus. Mereka memiliki Ksatrian tersendiri di Cijantung dan terisolir. Klasifikasinya adalah ANTI TERORIS dan akan selalu mengikuti perjalanan kenegaraan Presiden. Pengetahuan orang bahkan ABRI sendiri tentang Grup ini
sangat minim, karena mereka sangat terisolir dan rahasia. Sebuah sumber mengatakan bahwa mereka mengikuti pola GSG 9 Jerman (Pasukan elite polisi Jerman, yang berhasil dalam pembebasan sandera di Kedutaan besar Jerman di Iran). Mengingat Prabowo adalah satu-satunya Perwira Indonesia yang pernah lulus dalam pendidikan anti teroris di GSG 9.

Namun demikian saat ini mereka sudah mulai mencampurkan pola latihannya sehubungan dengan banyaknya perwira yang dilatih oleh Green Berets US Army (misalnya Mayjen Syafrie Syamsudin). Peralatan yang mereka miliki sangat canggih dan tidak ada bedanya dengan satuan elite tentara lainnya di dunia.

LATIHAN

Jadi pendidikan awal seorang Kopassus adalah mengambil kualifikasi KOMANDO yang harus dijalani sekitar 6 bulan. Materi latihan meliputi Perang Hutan, Buru Senyap, Survival (dilakukan di daerah Situ Lembang dilanjutkan dengan long march ke Cilacap untuk latihan rawa laut, survival laut, pendaratan pantai dll.

Selain itu juga mereka harus mengambil pendidikan PARA DASAR Tempur dengan materi yang meliputi terjun malam, terjun tempur bersenjata dan diterjunkan di Hutan (membawa senjata, ransel, payung utama dan payung cadangan).

Dalam semua latihannya mereka akan menggunakan peluru tajam, oleh karenanya tidaklah heran bila hampir dalam setiap latihan selalu ada siswa yang meninggal dunia karena berbagai sebab (kelelahan, kecelakaan dll).

Standard yang dipakai di Kopassus sangat amat ketat, bagi yang fisiknya kurang mampu atau mentalnya lemah, jangan harap bisa bertahan didalam latihan ini, atau di Satuan ini. Kesalahan sekecil apapun tidak akan ditolerir, karena memang tugas mereka sangat berbahaya. Setiap anggota Kopassus harus memiliki keahlian khusus seperti menjadi penerjun payung handal (Combat Free Fall), penyelam, penembak mahir (sniper), Daki Serbu, Komputer/perang elektrokika, perang psikologi, menguasai sedikitnya 2 bahasa
daerah bagi para tamtama dan bintara dan bahasa asing untuk para perwiranya.

Mereka diseleksi secara ketat, baik oleh Team Kes AD (Kesehatan), PSIAD (Dinas Psikologi AD) dan Team Jas AD (Jasmani/Kesemaptaan). Proses seleksi ini pada dasarnya berjalan terus menerus sampai dengan selesainya latihan, seorang Pasis (Perwira Siswa) yang melakukan kesalahan pada hari terakhir latihan, akan langsung dipecat, artinya tidak ada kompromi. Oleh karenanyalah, LOYALITAS terhadap perintah atasan sangat penting dalam organisasi ini.

PERLENGKAPAN

Kopassus merupakan tentara pilihan dan mereka tidak mentolerir kesalahan dalam operasi sekecil apapun (Safety First), oleh karenanya perlengkapan yang mereka pakai sangat jauh berbeda dengan tentara lainnya. Perlengakapan mereka sangat canggih dan modern, misalnya saja untuk membaca peta, sudah tidak menggunakan lagi Kompas Prisma, tapi GPS (Global Positioning System) yang langsung berhubungan dengan Satelit; dengan hanya menekan satu tombol
saja, mereka akan mengetahui dengan tepat posisinya , jarak yang akan ditempuh bila akan menuju ke koordinat tertentu.

Grup antiterornya menggunakan senapan H&K MP5 , yang merupakan standar pasukan khusus terbaik di dunia seperti Green Berets, Delta Force, Navy Seal, GSG 9 Jerman, SAS dll. Pistol yang dipakai Beretta 9 mm (.45), selain itu juga berbagai macam kaliber lainnya seperti kaliber .22 (pistol kecil). Apabila peralatan yang mereka pakai sudah saatnya diganti (menurut manual) maka akan segera diganti. Hal ini sangat jauh berbeda dengan tentara lainnya yang cenderung konvensional dan melakukan tambal sulam terhadap peralatannya.

Mereka punya peralatan terjun payung tercanggih untuk melakukan HALO (High Altitude Low Opening) dan HAHO (High Altitude High Opening) yang memakai masker oksigen dll. Penerjunan ini dilakukan setinggi mungkin, sekitar 10.000 feet dan kemudian dia akan melayang dan membuka payungnya serendah mungkin guna menghindari radar lawan (agar tetap tampak seperti burung yang
melayang diudara di radar lawan).

Peralatan pendaratan pantai (memiliki LCR/Landing Craft Rubber/Perahu karet dengan mesin yang hampir tanpa bunyi, yang digunakan untuk operasi penyusupan dimalam hari), menyelam (dilatih seperti UDT, Underwater Demolition Team US Navy,), team Daki Serbu ( yang baru saja menaklukkan Himalaya dan dikenal di luar sebagai PPGAD/Persatuan Pendaki Gunung TNI AD).

Kehebatan Kopassus adalah mereka tidak segan-segan untuk meminta bantuan pihak lain yang dianggap ekspert dibidangnya seperti PADI untuk menyelam, AVES untuk terjun payung, Wanadri untuk naik gunung dll. yang dalam perjalanannya kemudian akan mereka modifikasi sendiri untuk keperluan tempur dan malahan menjadi lebih hebat.

Sebagai sebuah Satuan mereka memiliki Dinas Hub (Perhubungan) sendiri yang sangat canggih dan memiliki sistem perhubungan portable yang mandiri dan Satelite Mobile Phonet, Kes (Kesehatan) sendiri, Pal (Peralatan) sendiri dengan persenjataan yang canggih, Bek (Perbekalan) sendiri, Ang (Angkutan) sendiri, dengan mobil-mobil Hummer, mobil dipantai dll.

Bahkan mereka merencanakan untuk membeli helikopter sendiri dari Rusia (namun gagal karena Krismon). Jadi pada prinsipnya mereka sangat mandiri, termasuk memiliki sejumlah panser.

Kesimpulan & Keunggulan

1. 1 orang Kopassus dapat disetarakan dengan minimal 3 orang tentara biasa, karena ybs dilatih dengan berbagai ketrampilan (komunikasi radio, menembak, P3K dll). Di tentara biasa hal ini tidak dijumpai;
2. Kedisiplinan dan loyalitas yang tinggi terhadap tugas;
3. Biaya pelatihan bagi seorang Kopasssus sangatlah mahal;
4. Peralatan yang canggih dan tepat guna;
5. Secara umum kesejahteraan anggota Kopassus lebih baik dibandingkan tentara pada umumnya, terutama ketika dibawah Prabowo, karena ia sangat memperhatikan hal ini. (misalnya bila ada lelangan mobil di Bimantara dll., maka mobil bekas tersebut akan segera di beli oleh Kopassus untuk dijual murah kepada anggotanya /perwira);
6. Sangat jarang bagi mereka tinggal dirumah, selalu latihan dan operasi;
7. Mereka adalah tentara profesional yang tidak pernah ragu untuk mengambil keputusan dalam membela negaranya dari bahaya
8. Sangat amat jarang ditemukan anggota Kopassus yang bekerja menjadi SATPAM di industri-industri, sebagaimana sering ditemui terjadi pada tentara lainnya. Karena relatif taraf ekonomi mereka lebih terjamin sehubungan dengan adanya YAYASAN KOBAME (Korps Baret Merah)
9. Cara-cara mereka beroperasi sangat profesional (dalam pengertian tentara misalnya tehnik membunuh, kontra intelejen, agitasi, propaganda, perang psikologi, penggalangan massa, menguasai berbagai macam type senjata).

Saya tidak mengartikannya dalam konteks HAM dan hukum positif.

Info Tambahan:

Sebenarnya Indonesia juga mempunyai pasukan khusus lainnya milik TNI AL, namanya DEN JAKA yang bermarkas di Jakarta dan dipimpin oleh seorang mayor (dikenal dekat dengan Prabowo). Pasukan ini memiliki kemampuan UDT (Underwater Demolition Team) dan dilatih secara intensif oleh US Navy Seal. Mereka aktif terlibat dalam menangkal masuknya kapal Louisiana Expresso beberapa tahun yang lalu di perairan Timtim. Detasemen ini juga mengadopsi SBS , team pendarat pantai yang handal dari US Navy dan AL Inggris. Mereka biasa melakukan penerjunan malam hari di rig-rig minyak lepas pantai, dengan menggunakan skenario terorisme. Jadi sabotase dibawah laut , penghancuran dan penyerangan dari laut merupakan keunggulan satuan ini. Perlu diketahui bahwa selain tingkat fisik dan mental yang kuat, intelegensi para perwiranya juga sangat dominan.

Kamis, 19 Agustus 2010

Ramaditya Lakukan Kebohongan Publik


JAKARTA, KOMPAS.com — Eko Ramaditya Adikara, bloger tunanetra, membuat pengakuan mengejutkan. Ia mengaku telah melakukan kebohongan publik saat mengatakan bahwa dia menciptakan sejumlah musik untuk game Jepang.

Seorang Kompasianer, Syaifuddin Sayuti, menulis di Kompasiana, Kamis (19/8/2010), mengenai kebohongan Ramaditya sebagai komposer asli musik game Jepang, seperti Super Mario Galaxy, Xenogears, dan FF Orgins. Rama menyatakan bahwa tidak benar dia yang membuat semua komposisi musik itu. Ia hanya menamai kembali file komposisi musik itu sebagai hasil karyanya.

Berikut catatan Syaifuddin Sayuti di Kompasiana:

Setelah skandal kebohongan Puri terbongkar dan sempat mengguncang jagat Kompasiana beberapa waktu lalu, ternyata ada skandal yang juga dibuat oleh Blogger ternama dan sepertinya bakal jadi berita besar. Sebab skalanya bukan hanya dalam lingkup dunia blogging.

Eko Ramaditya Adikara, yang dikenal sebagai blogger tuna netra itu membuat pengakuan mengejutkan. Di sebuah situs Game (Kotakgame.com) ia menyatakan telah melakukan kebohongan publik.

Kebohongan yang telah dilakukan Rama adalah mengaku sebagai komposer asli musik game Jepang, seperti Super Mario Galaxy, Xenogears, FF Orgins. Ia menyatakan bahwa tidak benar dirinya yang membuat semua komposisi musik itu. Karena ia hanya memberi nama kembali file komposisi musik itu alias me-rename sebagai hasil karyanya.

Skandal ini terbongkar setelah “karyanya” ditelusuri dalam forum diskusi online para gamer. Salah seorang peserta diskusi yang curiga kemudian memaparkan temuan mengejutkan. Kesimpulannya semua karya Rama adalah jiplakan. Rama pun tak bisa berkilah karena ada bukti kuat bahwa karya-karya yang diklaim Rama sudah lama beredar dan diakui di jagat Games.

Dan puncaknya tanggal 10 Agustus lalu Rama bersaksi di depan sejumlah awak Kotakgame serta memberikan pernyataan di atas materai bahwa ia telah melakukan kebohongan publik. Ia minta maaf atas kesalahannya dan berjanji tidak akan mengklaim lagi semua yang pernah ia akui selama ini. Kesaksiannya bisa dilihat disini.

Membuat kebohongan publik adalah salah satu kesalahan Rama yang tak termaafkan. Apalagi ia dengan sempurna selama ini membohongi pembaca surat kabar, pemirsa tv hingga para blogger sebagai penyandang tuna netra berprestasi hebat. Bahkan Kick Andy, program talk show di Metro TV menobatkannya sebagai salah seorang pemuda berprestasi. Nah, lho!

Meski Rama telah membuat pengakuan di atas materai, yang mengherankan ia masih tampil sebagai sosok berprestasi di acara 17-an di Tv One selasa lalu. Hmm…apa coba prestasinya? Apa karena telah sukses membohongi jutaan orang dengan kisah menakjubkannya?

Saya tak habis pikir bagaimana bisa jutaan orang dikibuli seorang Rama? Sebelumnya saya pernah kagum atas ‘prestasinya’ yang saya baca di berbagai media, bahkan Kompas pun pernah menurunkan artikelnya di halaman belakang yang biasa diisi tulisan inspiratif itu. Selain media cetak, media elektronika pun banyak menayangkan sepak terjangnya, bahkan menobatkannya sebagai pemuda berprestasi. Konon selain sebagai blogger, komposer game, Rama juga pernah menjadi kontributor lepas detikcom untuk bidang IT serta motivator para penyandang tuna netra. Jadi kebayang kan berapa banyak pihak yang telah sukses dikibuli Rama.

Ternyata 65 tahun bangsa ini merdeka, masih banyak juga sikap kerdil menghinggapi pikiran dan perilaku anak bangsanya. Copy paste karya tulis, jiplak lagu, hingga mengaku-ngaku karya orang lain adalah bukti kita belum merdeka. Lebih baik jadi orang biasa dengan karya sendiri daripada jadi superstar namun plagiat!


--------

Inilah Surat Pengakuan Rama

Berikut isi surat pernyataan blogger yang bernama lengkap Eko Ramaditya Adikara ini seperti dikutip dari Kotakgame.com.

Bahwa dengan ini:
1. Saya mencabut klaim tentang keterlibatan saya sebagai komposer musik game
2. Saya mengakui bahwa saya tidakp pernah terlibat dalam pembuatan musik Jepang .game Jepang apapun.
3. Saya tidak pernah terlibat dalam proyek legal ataupun ilegal dalam pembuatan musik game Jepang manapun.
4. Saya mengakui bahwa saya telah melakukan renaming dan juga mengubah file musik yang bukan milik saya. Yang saya akui sebagai milik saya.
5. saya megnakui bahwa berita-berita tentang status saya sebagai seorang game music composer videogame Jepang, baik di media cetak, online, maupun media televisi, adalah tidfak benar. Hal ini dikarenakan, saya telah berbohong kepada publik dan media mengenai status tersebut.

Kepada pemirsa dan pembaca Kotakgame.com, masyarakat Indonesia, serta gamers. Saya meminta maaf yang sebesar-besarnya karena melakukan pembohongan publik.

Jakarta, 10 Agustus 2010.


Liputan Khusus tentang Rama di Kompas

Sumber:
Kompas.com
dan Berbagai Sumber

Foto-foto Perampokan Bank Niaga Medan



Kronologi.....kejadian...
ane dapetin dari beberapa tukang ojeg di TKP.

Perampokan ini dimulai dari iring-iringan sepedamotor yang berhenti di depan Bank CIMB Niaga. Sebanyak 5 pria, dengan tetap memakai helm dan masker turun dari sepedamotor. Mereka langsung masuk ke bank, dengan tangan menggenggam senjata laras pendek jenis FN yang disembunyikan di balik jaket. Sementara perampok lain, berjumlah 7 orang, berada di atas sepedamotor mengambil jalan putaran dan menunggu di samping bank.

Begitu lima perampok masuk ke bank, anggota Brimob, Briptu Manuel, yang bertugas menjaga bank, dan sedang berada di samping ATM, langsung ditembak di bagian dada sebelum sempat membuka kunci senjata laras panjangnya. Saat itu, meski sudah tertembak, Briptu Manuel tak menyerah. Dia mencoba mengokangn senjata. Ketika itulah perampok meletuskan tembakan kedua tepat di perut sebelah kanan korban. Korban pun gugur di tempat bersimbah darah.

Sejurus setelah itu, tujuh perampok yang berada di samping bank merangsek ke halaman bank, mengamankan situasi di luar sambil menenteng 3 senjata laras panjang. Seorang satpam bernama Muhdiantoro yang berada di samping bank sempat melihat para perampok itu. Tapi Muhdiantoro keburu ditembak di bagian perut.

Setelah situasi di luar diamankan, dua pelaku masuk ke dalam. Nah, saat perampok masuk, seorang satpam lagi bernama M Fadli yang sebelumnya berada di lantai tiga turun melihat situasi. Begitu turun, M Fadli langsung ditembak di bagian lengan.

Tak mau buang waktu, pelaku menuju brankas yang berada di belakang kasir. Namun pelaku tak dapat membuka lemari besi itu, lalu mencari pemegang kunci yang berada di Lantai tiga.

Semua karyawan Bank CIMB Niaga dari lantai dua dan tiga dikumpulkan di lantai satu. Lalu seorang karyawan yang memegang kunci membuka brankas dengan kepala ditodong pistol. Dan dengan mudahnya pelaku membawa kabur uang senilai Rp400 juta yang dimasukkan ke dalam tas badminton, lalu kabur bergantian menuju arah Sukaramai naik sepedamotor.

Perampok itu meninggalkan tiga korban yang terkena tembakan. Seorang Brimob, Briptu Manuel Simanjuntak dari Kompi I, tewas dan dua satpam sekarat. Tak lama setelah kejadian itu, ribuan warga memadati lokasi perampokan.

Perampok yang menenteng tas badminton berisi uang itu mengendarai sepedamotor Yamaha Mio tanpa plat. Rekannya menghadang jalan sambil menenteng senjata api menuju Sukaramai. Tak seorang pengguna jalan berani mendekat. Dan sebelum hilang di tengah keramaian, perampok meletuskan tiga kali tembakan ke udara.

“Saya sempat lihat komplotan perampok itu berjalan-jalan di halaman bank dengan menenteng senjata laras panjang. Tak seorang pun yang berani mendekat apalagi melawan. Mereka pake helm, masker, serta jaket hitam. Sekitar 3 menitlah perampok itu berdiri di depan bank,” kata Situmorang, seorang saksi mata.

“Tiga kali ditembakkannya ke atas, makin takutlah semua. Kalau ada yang lihat perampok itu, langsung diarahkan senjata sama dia,” sambungnya.

Seorang staf Bank CIMB Niaga ini mengatakan, saat dia berada di lantai tiga, dia sudah mendengar suara tembakan. “Tahunya begitu ada suara tembakan dua kali dari dalam, tiba-tiba pelaku naik dan langsung membawa kami turun ke lantai satu,” katanya.

“Naik perampok itu ke lantai tiga, lalu kami semua disuruh turun dan membuka brankasnya. Di dalam brankas itu ada Rp400 juta,” sambung pria yang memakai kemeja coklat ini lagi.

Dedi juga menjelaskan, ada sekitar 20 karyawan Bank Niaga saat terjadi perampokan. Enam di lantai satu, dan selebihnya berada di lantai tiga. Sedangkan lantai dua hanyalah gudang.

Akibat aksi perampokan itu, Jalan Aksara macet total sekitar dua jam. Selang satu jam setelah kejadian, Kapoldasu Irjen Oegroseno pun tiba di lokasi. Sehingga jalan yang seharusnya satu arah dibuat menjadi dua arah. Kemacetan pun tak terhindarkan selama lebih kurang dua jam. Jenazah Briptu Manuel sendiri dibawa mobil ambulance.

Polisi pun melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Dan hingga sore hari, tak henti-hentinya para pengguna jalan singgah melihat ceceran darah korban di jalan maupun dalam bank CIMB Niaga.


dari cara2 "operasi" mereka bener2 terlatih dan sangat tenang serta pandai menguasai keadaan...

Lomba Penulisan Naskah Teater Realis Komunitas Kie BAE

Untuk menandai semangat pemuda dalam memaknai sumpahnya yang bertTanah air satu, ber Bangsa satu dan ber Bahasa satu maka kami komunitas kieBAE mengadakan lomba penulisan Drama realis dengan mengusung tema ”mengembalikan semangat Pemuda dalam membangun karakter Bangsa” adapun presyaratan yang wajib dipenuhui oleh peserta adalah :

1. Peserta adalah warga negara Indonesia yang berumur 18 – 35 tahun terbuka untuk seluruh jenis kelamin.
2. Naskah ditulis dengan ukuran A4 Kuarto, spasi 1, ukuran font 12 Times New Roman minimal 35 halaman maksimal 80 halaman dikirim dalam bentuk soft copy dan hard copy
3. Peserta dalam mengirim naskah disertai dengan identitas KTP / SIM/ Kartu Mahasiwa atau identitas lainnya , pas Foto dengan gaya casual ukuran bebas kalau bisa jangan terlalu kecil dan nomor telpon.
4. Naskah belum pernah terpublikasikan untuk umum dan harus original sipenulis serta diperbolehkan adaptasi dari Novel khusus milik Pramodya ananta toer
5. Panitia hanya menyediakan hadiah untuk pemenang pertama, sedang untuk lima naskah terbaik akan mendapatkan penghargaan serta karyanya akan dibukukan, diterbitkan dan menjadi hak Panitia
6. Seluruh Naskah yang dikirim yang tidak masuk lima terbaik boleh diambil kembali karena tidak menjadi hak Panitia.
7. Naskah terkirim paling lambat tanggal 1 0ktober 2010 dan pengumuman pemenang dan lima karya terbaik akan dikonfirmasi oleh panitia via telepon/sms serta diumumkan diblog kami pada 11 oktober 2010
8. Untuk pemenang dan lima nominasi diwajibkan hadir dalam peluncuran buku kumpulan Naskah drama realis dan antologi Puisi Angkatan 2000an pada 28 Oktober 2010
Naskah kiriman dapat dikirim lewat e-mail i_ankskj@yahoo.com sedang hard copynya dialamatkan ke : Komunitas Kie BAE Jl K. Mursyid 488 Sokaraja lor, Rt 04 Rw 03 Sokaraja 53181 Banyumas bisa via pos atau datang ke sekretariat.