Semua ahli sejarah sepakat bahwa Sayyidina Ali kw tidak hadir dalam pertemuan yang diadakan oleh orang orang Anshor di Sagifah Bani Saidah (Sebuah Balairung dikota Madinah). Dimana dalam permusyawaratan tersebut akhirnya diputuskan mengangkat Sayyidina Abubakar ra sebagai Kholifah atau kepala negara menggantikan Rosululloh SAW.
Beliau Sayyidina Ali kw saat itu bersama keluarga Rosululloh SAW (Bani Hasyim) yang lain sedang berada dirumah Siti Aisyah ra, mengurus apa apa yang harus dipersiapkan guna pemakaman baginda Rosululloh SAW. Sedang para Sahabat yang lain berada di Masjid yang bersebelahan dengan rumah atau kamar Siti Aisyah ra.
Pembaiatan umum terhadap Kholifah Abubakar ra dilakukan dua kali, yang pertama hari Senen terjadi di Sagifah Bani Saidah, yang dihadiri oleh orang orang Anshor dan beberapa tokoh Muhajirin dan yang kedua diadakan pembaiatan umum di Masjid Nabawi.
Hampir semua Sahabat yang berada dikota Madinah saat itu membaiat Sayyidina Abubakar ra sebagai Kholifah. Termasuk Sayyidina Ali kw begitu beliau mendengar bahwa dmasjid sedang diadakan pembaiatan umum terhadap Sayyidina Abubakar ra, beliau Sayyidina Ali kw segera datang bersama Zubair Ibnul Awwam ra dan ikut membaiat Sayyidina Abubakar ra sebagai Kholifah.
Proses pertemuan di Sagifah Bani Saidah.
Senen pagi 12 Robiul Awwal baginda Rosululloh SAW wafat dirumah (kamar) istri tercintanya Ummul Mukminin Aisyah ra. Pagi itu juga semua Sahabat yang berada dikota Madinah segera datang berta’ziah. Mereka sangat terkejut dengan berita wafatnya Rosululloh SAW tersebut. Begitu pula para Sahabat yang berada diluar kota Madinah, mereka cepat cepat datang ke Madinah untuk ikut bersama sama dengan yang lain berta’ziah atas wafatnya pemimpin mereka.
Orang orang Anshor setelah mereka berta’ziah, kemudian mereka berkumpul di Sagifah Bani Saidah, dengan tujuan untuk mengangkat pemimpin mereka Sa’ad bin Ubadah sebagai Kholifah pengganti Rosululloh SAW. Karenanya meskipun saat itu Sa’ad bin Ubadah dalam keadaan sakit, tapi dia tetap dihadirkan dalam pertemuan itu..
Mungkin ada yang bertanya; Mengapa mereka orang orang Anshor saat itu cepat cepat akan mengangkat Sa’ad bin Ubadah sebagai Kholifah?
Hal mana karena Rosululloh SAW semasa hidupnya tidak pernah menunjuk seseorang sebagai Kholifah penggantinya apabila beliau wafat. Karenanya agar tidak didahului oleh orang orang Muhajirin mereka orang orang Anshor cepat cepat berkumpul, bermusyawaroh, dengan tujuan akan mengangkat pemimpin Anshor (Sa’ad bin Ubadah) sebagai Kholifah pengganti Rosululloh SAW.
Namun meskipun orang orang Anshor cepat cepat bermusyawaroh untuk mengangkat Sa’ad bin Ubadah sebagai Kholifah, tapi Alloh SWT menghendaki Sayyidina Abubakar ra yang menjadi Kholifah pengganti Rosululloh SAW.
Semua berjalan sesuai dengan kehendak Alloh SWT, dimana Sayyidina Abubakar ra yang saat itu sedang berada ditempat putrinya Siti Aisyah ra, tiba tiba ditakdirkan oleh Alloh untuk datang dan hadir bersama Sayyidina Umar ra dan Abu Ubaidah ra ditempat pertemuan orang orang Anshor.
Beliau diberitahu oleh Sayyidina Umar ra bahwa orang orang Anshor sedang berkumpul di Sagifah Bani Saidah untuk mengangkat Saad bin Ubadah sebagai Kholifah. Dan demi menyelamatkan Muslimin dari perpecahan, maka Sayyidina Umar ra meminta Sayyidina Abubakar ra untuk ikut hadir dipertemuan tersebut.
Sebagai orang yang dituakan dikalangan Sahabat, maka Sayyidina Abubakar ra menerima ajakan tersebut dan cepat cepat menuju Sagifah Bani Saidah.
Dan karena memang sudah dikehendaki oleh Alloh, maka akhirnya semua yang hadir menerima apa apa yang disampaikan oleh Sayyidina Abubakar ra. Sehingga akhirnya semua yang hadir baik orang orang Muhajirin maupun orang orang Anshor yang semula akan mengangkat Sa’ad bin Ubadah sebagai Kholifah berbalik membaiat Sayyidina Abubakar ra sebagai Kholifah. Sehingga selamatlah Muslimin dari perpecahan.
Sebab dapat kita bayangkan apa yang akan terjadi apabila orang orang Anshor sampai mengangkat pemimpin Anshor sebagai Kholifah dan kemudian orang orang Muhajirin juga mengangkat pemimpin mereka sebagai Kholifah.
Namun kesepakatan dan bersatunya Muslimin ini tidak dikehendaki oleh lawan lawan atau musuh musuh Islam, karenanya dikemudian hari mereka (orang orang Syi’ah) membuat isue isue yang mereka harapkan dapat merusak persatuan Umat Islam.
Misalnya dengan memutar balik Hadits Hadits Rosulillh SAW serta menafsirkan ayat ayat Al Qur’an sesuai dengan selera mereka demi menunjang ajaran mereka.
Adapun mengenai Baiatnya Sayyidina Ali kw kepada Kholifah Abubakar ra, maka dalam kitab kitab sejarah yang ditulis oleh ulama ulama Islam (bukan ulama ulama Syi’ah) ada dua fersi, yang pertama dan yang kuat adalah Sayyidina Ali kw membaiat Kholifah Abubakar ra pada hari dimana diadakan pembaiatan umum di Masjid Nabawi, sebelum Rosululloh SAW dimakamkan. Beliau datang ke Masjid Nabawi bersama Zubair Ibnul Awwam ra.
Namun sebelum beliau membaiat Sayyidina Abubakar ra sebagai Kholifah, Sayyidina Ali kw sempat menegor Sayyidina Abubakar ra mengenai tidak diundangnya beliau dalam pertemuan di Sagifah tersebut. Sebab beliau merasa berhak untuk diajak bermusyawaroh, mengingat dekatnya beliau dengan kekeluargaan Rosululloh SAW.
Dengan demikian beliau Sayyidina Ali kw tidak memprotes diangkatnya Sayyidina Abubakar ra sebagai Kholifah, tapi beliau memprotes kok tidak diajak bermusyawaroh.
Tapi setelah beliau diberi tahu bahwa pertemuan tersebut diadakan oleh orang orang Anshor dan pengangkatan Sayyidina Abubakar ra sebagai Kholifah itu secara tiba tiba, maka Sayyidina Ali kw segera membaiat Kholifah Abubakar ra.
(Ansaabul Asyrof - 2 / 263 oleh Al Baladhiri, Tarikhul Khulafa’-hal.56, oleh Assuyuty, Al Mustadrok – 3 / 66 ,Al Hakim).
Yang kedua Sayyidina Ali kw membaiat Kholifah Abubakar ra setelah enam bulan, tapi riwayat ini lemah dan bertentangan dengan keadaan Sayyidina Ali kw yang ternyata setelah Rosululloh SAW wafat beliau tetap Sholat di Masjid Nabawi dibelakang Kholifah Abubakar ra. Bahkan beliau sering memberikan saran kepada Kholifah Abubakar ra, terutama dalam mengahadapi orang orang yang Murtad dan orang orang yang tidak mau membayar atau mengeluarkan Zakat.
Namun baik yang pertama maupun yang kedua toh akhirnya Sayyidina Ali kw membaiat Kholifah Abubakar ra. Bahkan Sayyidina Ali kw pernah berkata; Bagaimana kita tidak menerimanya sebagai pemimpin urusan dunia kita (Khilafah), sedang kita sudah menerimanya sebagai pemimpin urusan agama kita (sebagai Imam Sholat yang ditunjuk oleh Rosululloh SAW).
Demikian sedikit mengenai baiatnya Sayyidina Ali kw kepada Kholifah Abubakar ra.
Beliau Sayyidina Ali kw saat itu bersama keluarga Rosululloh SAW (Bani Hasyim) yang lain sedang berada dirumah Siti Aisyah ra, mengurus apa apa yang harus dipersiapkan guna pemakaman baginda Rosululloh SAW. Sedang para Sahabat yang lain berada di Masjid yang bersebelahan dengan rumah atau kamar Siti Aisyah ra.
Pembaiatan umum terhadap Kholifah Abubakar ra dilakukan dua kali, yang pertama hari Senen terjadi di Sagifah Bani Saidah, yang dihadiri oleh orang orang Anshor dan beberapa tokoh Muhajirin dan yang kedua diadakan pembaiatan umum di Masjid Nabawi.
Hampir semua Sahabat yang berada dikota Madinah saat itu membaiat Sayyidina Abubakar ra sebagai Kholifah. Termasuk Sayyidina Ali kw begitu beliau mendengar bahwa dmasjid sedang diadakan pembaiatan umum terhadap Sayyidina Abubakar ra, beliau Sayyidina Ali kw segera datang bersama Zubair Ibnul Awwam ra dan ikut membaiat Sayyidina Abubakar ra sebagai Kholifah.
Proses pertemuan di Sagifah Bani Saidah.
Senen pagi 12 Robiul Awwal baginda Rosululloh SAW wafat dirumah (kamar) istri tercintanya Ummul Mukminin Aisyah ra. Pagi itu juga semua Sahabat yang berada dikota Madinah segera datang berta’ziah. Mereka sangat terkejut dengan berita wafatnya Rosululloh SAW tersebut. Begitu pula para Sahabat yang berada diluar kota Madinah, mereka cepat cepat datang ke Madinah untuk ikut bersama sama dengan yang lain berta’ziah atas wafatnya pemimpin mereka.
Orang orang Anshor setelah mereka berta’ziah, kemudian mereka berkumpul di Sagifah Bani Saidah, dengan tujuan untuk mengangkat pemimpin mereka Sa’ad bin Ubadah sebagai Kholifah pengganti Rosululloh SAW. Karenanya meskipun saat itu Sa’ad bin Ubadah dalam keadaan sakit, tapi dia tetap dihadirkan dalam pertemuan itu..
Mungkin ada yang bertanya; Mengapa mereka orang orang Anshor saat itu cepat cepat akan mengangkat Sa’ad bin Ubadah sebagai Kholifah?
Hal mana karena Rosululloh SAW semasa hidupnya tidak pernah menunjuk seseorang sebagai Kholifah penggantinya apabila beliau wafat. Karenanya agar tidak didahului oleh orang orang Muhajirin mereka orang orang Anshor cepat cepat berkumpul, bermusyawaroh, dengan tujuan akan mengangkat pemimpin Anshor (Sa’ad bin Ubadah) sebagai Kholifah pengganti Rosululloh SAW.
Namun meskipun orang orang Anshor cepat cepat bermusyawaroh untuk mengangkat Sa’ad bin Ubadah sebagai Kholifah, tapi Alloh SWT menghendaki Sayyidina Abubakar ra yang menjadi Kholifah pengganti Rosululloh SAW.
Semua berjalan sesuai dengan kehendak Alloh SWT, dimana Sayyidina Abubakar ra yang saat itu sedang berada ditempat putrinya Siti Aisyah ra, tiba tiba ditakdirkan oleh Alloh untuk datang dan hadir bersama Sayyidina Umar ra dan Abu Ubaidah ra ditempat pertemuan orang orang Anshor.
Beliau diberitahu oleh Sayyidina Umar ra bahwa orang orang Anshor sedang berkumpul di Sagifah Bani Saidah untuk mengangkat Saad bin Ubadah sebagai Kholifah. Dan demi menyelamatkan Muslimin dari perpecahan, maka Sayyidina Umar ra meminta Sayyidina Abubakar ra untuk ikut hadir dipertemuan tersebut.
Sebagai orang yang dituakan dikalangan Sahabat, maka Sayyidina Abubakar ra menerima ajakan tersebut dan cepat cepat menuju Sagifah Bani Saidah.
Dan karena memang sudah dikehendaki oleh Alloh, maka akhirnya semua yang hadir menerima apa apa yang disampaikan oleh Sayyidina Abubakar ra. Sehingga akhirnya semua yang hadir baik orang orang Muhajirin maupun orang orang Anshor yang semula akan mengangkat Sa’ad bin Ubadah sebagai Kholifah berbalik membaiat Sayyidina Abubakar ra sebagai Kholifah. Sehingga selamatlah Muslimin dari perpecahan.
Sebab dapat kita bayangkan apa yang akan terjadi apabila orang orang Anshor sampai mengangkat pemimpin Anshor sebagai Kholifah dan kemudian orang orang Muhajirin juga mengangkat pemimpin mereka sebagai Kholifah.
Namun kesepakatan dan bersatunya Muslimin ini tidak dikehendaki oleh lawan lawan atau musuh musuh Islam, karenanya dikemudian hari mereka (orang orang Syi’ah) membuat isue isue yang mereka harapkan dapat merusak persatuan Umat Islam.
Misalnya dengan memutar balik Hadits Hadits Rosulillh SAW serta menafsirkan ayat ayat Al Qur’an sesuai dengan selera mereka demi menunjang ajaran mereka.
Adapun mengenai Baiatnya Sayyidina Ali kw kepada Kholifah Abubakar ra, maka dalam kitab kitab sejarah yang ditulis oleh ulama ulama Islam (bukan ulama ulama Syi’ah) ada dua fersi, yang pertama dan yang kuat adalah Sayyidina Ali kw membaiat Kholifah Abubakar ra pada hari dimana diadakan pembaiatan umum di Masjid Nabawi, sebelum Rosululloh SAW dimakamkan. Beliau datang ke Masjid Nabawi bersama Zubair Ibnul Awwam ra.
Namun sebelum beliau membaiat Sayyidina Abubakar ra sebagai Kholifah, Sayyidina Ali kw sempat menegor Sayyidina Abubakar ra mengenai tidak diundangnya beliau dalam pertemuan di Sagifah tersebut. Sebab beliau merasa berhak untuk diajak bermusyawaroh, mengingat dekatnya beliau dengan kekeluargaan Rosululloh SAW.
Dengan demikian beliau Sayyidina Ali kw tidak memprotes diangkatnya Sayyidina Abubakar ra sebagai Kholifah, tapi beliau memprotes kok tidak diajak bermusyawaroh.
Tapi setelah beliau diberi tahu bahwa pertemuan tersebut diadakan oleh orang orang Anshor dan pengangkatan Sayyidina Abubakar ra sebagai Kholifah itu secara tiba tiba, maka Sayyidina Ali kw segera membaiat Kholifah Abubakar ra.
(Ansaabul Asyrof - 2 / 263 oleh Al Baladhiri, Tarikhul Khulafa’-hal.56, oleh Assuyuty, Al Mustadrok – 3 / 66 ,Al Hakim).
Yang kedua Sayyidina Ali kw membaiat Kholifah Abubakar ra setelah enam bulan, tapi riwayat ini lemah dan bertentangan dengan keadaan Sayyidina Ali kw yang ternyata setelah Rosululloh SAW wafat beliau tetap Sholat di Masjid Nabawi dibelakang Kholifah Abubakar ra. Bahkan beliau sering memberikan saran kepada Kholifah Abubakar ra, terutama dalam mengahadapi orang orang yang Murtad dan orang orang yang tidak mau membayar atau mengeluarkan Zakat.
Namun baik yang pertama maupun yang kedua toh akhirnya Sayyidina Ali kw membaiat Kholifah Abubakar ra. Bahkan Sayyidina Ali kw pernah berkata; Bagaimana kita tidak menerimanya sebagai pemimpin urusan dunia kita (Khilafah), sedang kita sudah menerimanya sebagai pemimpin urusan agama kita (sebagai Imam Sholat yang ditunjuk oleh Rosululloh SAW).
Demikian sedikit mengenai baiatnya Sayyidina Ali kw kepada Kholifah Abubakar ra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar